Blitzkrieg merupakan suatu
strategi militer di mana dengan
terbatasnya kemampuan untuk
mempersenjatai diri, menghindari
suatu eskalasi konflik yang
mengarah pada suatu peperangan
total dengan meraih keberhasilan-
keberhasilan operatif yang segera.
Angkatan bersenjata Jerman
(Wehrmacht) menggunakan suatu
bentuk peperangan dari kombinasi
dan koordinasi kekuatan-kekuatan
udara, laut dan darat. Serangan
yang mendadak, cepat dan tak
terduga akan membawa kekalahan
yang ideal di pihak lawan dengan
tidak memberikan kesempatan
apapun juga untuk
mengorganisasikan suatu
pertahanan diri yang stabil.
Asal mula
Kata blitzkrieg berasal dari dua
kata Blitz yang berarti kilat, dan
Krieg yang berarti perang . Kedua
kata tersebut berasal dari bahasa
Jerman . Konsep dari strategi
blitzkrieg ini secara umum sampai
dengan sekarang masih tetap
diterapkan oleh dunia militer,
misalnya dalam perang Afganistan
(gerak cepat Taliban yang sangat
mengagumkan dalam merebut
hampir 80% wilayah Afghanistan
dari pihak pemerintah tahun
1994-1996), perang teluk I (gerak
cepat sekutu untuk membebaskan
Kuwait, tahun 1991), operasi
Enduring Freedom (Invasi Amerika
ke Afghanistan, Oktober 2001 ), dan
operasi Iraqi Freedom (gerak cepat
sekutu dibawah pimpinan Amerika
dalam menginvasi Irak, tahun
2003)
Konsep blitzkrieg:
Ada beberapa konsep di dalam
strategi blitzkrieg atau perang
kilat ini, yaitu:
1. Angkatan udara menyerang
garis depan dan posisi samping
musuh, jalan utama, bandar udara
dan pusat komunikasi. Pada waktu
yang bersamaan infantri
menyerang seluruh garis
pertahanan (atau setidaknya pada
tempat-tempat penting) dan juga
menyerang musuh. Cara ini akan
mengendalikan musuh untuk
mengetahui kekuatan utama yang
akan menyerang mereka sehingga
cara ini akan membuat pihak
musuh kesulitan untuk membuat
strategi pertahanan.
2. Memusatkan unit-unit tank
untuk menghancurkan garis-garis
pertahanan utama sekaligus
menusuk masuk tank-tank jauh
kedalam wilayah musuh,
sementara unit yang sudah di
mekanisasi melakukan pengejaran
dan pertempuran dengan pihak
musuh yang bertahan sebelum
mereka sempat membuat posisi
pertahanan. Infantri turut serta
bertempur dengan musuh agar
pihak musuh tertipu dan menjaga
kekuatan musuh untuk tidak
menarik diri dari pertempuran
agar nantinya menghindari pihak
musuh untuk membentuk
pertahanan yang efektif.
3. Infantri dan unit pendukung
lainnya menyerang sisi musuh
(enemy flank ) dalam rangka
melengkapi hubungan dengan
kelompok lainnya sekaligus
mengepung musuh dan atau
menguasai posisi strategis.
4. Kelompok yang sudah
dimekanisasi (seperti tank)
mempelopori masuk lebih dalam
ke wilayah musuh untuk
mengepung posisi musuh dan
memparalelkan dengan sisi musuh
untuk mencegah penarikan
pasukan dan pihak bertahan
musuh untuk mendirikan posisi
bertahan yang efektif.
5. Pasukan utama bergabung
dengan pasukan yang sudah
mengepung posisi musuh untuk
selanjutnya menghancurkan
pertahanan musuh.
:P