periode terjadinya ketegangan
politik dan militer antara Dunia
Barat , yang dipimpin oleh Amerika
Serikat dan sekutu NATO-nya,
dengan Dunia Komunis , yang
dipimpin oleh Uni Soviet beserta
sekutu negara- negara satelitnya .
Peristiwa ini dimulai setelah
keberhasilan Sekutu dalam
mengalahkan Jerman Nazi di
Perang Dunia II , yang kemudian
menyisakan Amerika Serikat dan
Uni Soviet sebagai dua negara
adidaya di dunia dengan
perbedaan ideologi, ekonomi, dan
militer yang besar. Uni Soviet,
bersama dengan negara-negara di
Eropa Timur yang didudukinya,
membentuk Blok Timur . Proses
pemulihan pasca-perang di Eropa
Barat difasilitasi oleh program
Rencana Marshall Amerika Serikat,
dan untuk menandinginya, Uni
Soviet kemudian juga membentuk
COMECON bersama sekutu
Timurnya. Amerika Serikat
membentuk aliansi militer NATO
pada tahun 1949, sedangkan Uni
Soviet juga membentuk Pakta
Warsawa pada tahun 1955.
Beberapa negara memilih untuk
memihak salah satu dari dua
negara adidaya ini, sedangkan
yang lainnya memilih untuk tetap
netral dengan mendirikan Gerakan
Non-Blok
Peristiwa ini dinamakan Perang
Dingin karena kedua belah pihak
tidak pernah terlibat dalam aksi
militer secara langsung, namun
masing-masing pihak memiliki
senjata nuklir yang dapat
menyebabkan kehancuran besar.
Perang Dingin juga mengakibatkan
ketegangan tinggi yang pada
akhirnya memicu konflik militer
regional seperti Blokade Berlin
(1948–1949), Perang Korea (1950–
1953), Krisis Suez (1956), Krisis
Berlin 1961 , Krisis Rudal Kuba
(1962), Perang Vietnam (1959–
1975), Perang Yom Kippur (1973),
Perang Afganistan (1979–1989),
dan penembakan Korean Air
Penerbangan 007 oleh Soviet
(1983). Alih-alih terlibat dalam
konflik secara langsung, kedua
belah pihak berkompetisi melalui
koalisi militer, penyebaran
ideologi dan pengaruh,
memberikan bantuan kepada
negara klien , spionase , kampanye
propaganda secara besar-besaran,
perlombaan nuklir, menarik
negara-negara netral, bersaing di
ajang olahraga internasional, dan
kompetisi teknologi seperti
Perlombaan Angkasa. AS dan Uni
Soviet juga bersaing dalam
berbagai perang proksi ; di
Amerika Latin dan Asia Tenggara,
Uni Soviet membantu revolusi
komunis yang ditentang oleh
beberapa negara-negara Barat,
Amerika Serikat berusaha untuk
mencegahnya melalui pengiriman
tentara dan peperangan. Dalam
rangka meminimalkan resiko
perang nuklir, kedua belah pihak
sepakat melakukan pendekatan
détente pada tahun 1970-an
untuk meredakan ketegangan
politik.
Pada tahun 1980-an , Amerika
Serikat kembali meningkatkan
tekanan diplomatik, militer, dan
ekonomi terhadap Uni Soviet di
saat negara komunis itu sedang
menderita stagnasi perekonomian .
Pada pertengahan 1980-an,
Presiden Soviet yang baru, Mikhail
Gorbachev , memperkenalkan
kebijakan reformasi liberalisasi
perestroika ("rekonstruksi,
reorganisasi", 1987) dan glasnost
("keterbukaan", ca. 1985).
Kebijakan ini menyebabkan Soviet
dan negara-negara satelitnya
dilanda oleh gelombang revolusi
damai yang berakhir dengan
runtuhnya Uni Soviet pada tahun
1991, dan pada akhirnya
menyisakan Amerika Serikat
sebagai satu-satunya kekuatan
militer yang dominan di dunia.
Perang Dingin dan berbagai
peristiwa yang menyertainya telah
menimbulkan dampak besar
terhadap dunia dan sering
disebutkan dalam budaya populer,
khususnya dalam media yang
menampilkan tema spionase dan
ancaman perang nuklir.i